Di masa lalu, game memang tampil begitu sederhana, hanya meminta Anda untuk bergerak dari satu titik ke titik lainnya. Tantangan muncul dari berbagai platform yang terkadang membutuhkan kerja keras untuk dilewati. Setelah format gameplay seperti ini perlahan namun pasti mulai membosankan, para pelaku industri game mulai memutar otak untuk menghadirkan tantangan ekstra yang mampu menyatu dalam keseluruhan permainan. Cara terbaik? Dengan memuat satu karakter villain yang memiliki kekuatan luar biasa dan sulit untuk dikalahkan. Gamer menyebutnya sebagai Boss.
Boss memang bukan karakter biasa. Mereka membutuhkan strategi dan konsistensi usaha tertentu untuk dikalahkan. Tidak jarang Anda juga harus memutar otak untuk dapat menundukkan mereka. Beberapa publisher game bahkan menyediakan strategi kemenangan yang sudah
fixed, dimana setiap langkah butuh untuk dilakukan sebelum kita dapat membunuh Boss dan melanjutkan permainan. Lantas tren apa yang acapkali kita temukan pada setiap perkembangan game baru yang ada? Jika Anda termasuk gamer, Anda pasti mengerti jika saya menyebut bahwa ada yang salah dengan ukuran Boss yang kini hadir.
Untuk menghasilkan sebuah pertarungan yang epik, developer dan publisher tampaknya berlomba-lomba untuk menghadirkan Boss dalam ukuran yang kurang manusiawi. Sensasi pertarungan yang dihadirkan memang harus diakui mampu menghasilkan pengalaman seperti ini. Siapa yang tidak senang dengan unjuk kekuatan karakter utama yang tampak mampu mengalahkan apapun yang berada di hadapannya, termasuk monster dalam ukuran masif yang tampak meremehkan kita ini. Namun sayangnya, walaupun terjadi peningkatan yang signifikan dalam ukuran yang ada, kualitas pertarungan justru menurun dari tingkat kesulitan yang semakin mudah.
Sebagian besar Boss berukuran besar ini memang mampu memberikan damage yang besar, namun bukan berarti mustahil untuk dikalahkan. Tidak jarang developer hanya memosisikannya sebagai sebuah
scripted-battle yang harus dilalui karakter utama untuk mencapai event tertentu, namun tidak sedikit pula yang menjadikannya sebagai final battle. Namun satu yang pasti, tidak ada satupun developer yang tega untuk menyuruh Anda menyerang Boss ini sebagai satu kesatuan tubuh. Game lebih sering meminta Anda untuk menghancurkan bagian per bagian atau menyediakan satu titik lemah untuk dapat dinetralisir. Terlepas dari semua kemudahan itu, Boss battle dalam ukuran raksasa selalu menjadi pertarungan yang menanti. Tak jarang mereka bahkan menjadi inti dari game itu sendiri.
Jadi, dari semua game dan Boss Battle yang pernah secara subjektif pernah saya alami, Boss apa sajakah yang pantas menyandang 10 Boss Terbesar di Dunia Game?
10. Ugh Zan III (Serious Sam First Encounter)
Membicarakan salah satu Boss terbesar di industri game, maka Anda tidak mungkin melewatkan Boss yang satu ini. Gamer yang pernah memainkan Serious Sam tentu tak asing dengan tampangnya. Ugh Zan III merupakan pemimpin ras Alien yang harus dihancurkan oleh Sam. Berperan sebagai boss terakhir di Serious Sam First Encounter, Ugh Zan III tak hanya hadir dengan ukuran yang luar biasa besar dan empat tangan, tetapi juga berbagai kemampuan yang akan terasa “tidak adil” untuk dihadapi. Darahnya mengalir kemampuan
regenerative yang luar biasa cepat dengan berbagai senjata berat untuk menghalangi Anda, dari Rocket Launcher hingga Pulse Lasers. Ugh Zan III juga kabarnya mampu menghancurkan sebuah kapal perang luar angkasa besar sendirian, apalagi kalau bukan dengan senjata dan kemampuan magisnya yang luar biasa. Mencoba mengalahkannya? Multiplayer mode akan mempermudah segalanya.
9. Sin (Final Fantasy X)
Bayangkan jika misi petualangan Anda adalah untuk menghancurkan sebuah monster berukuran raksasa yang mampu menghancurkan setiap kota yang ia datangi. Tidak hanya itu, walaupun Anda berhasil membunuhnya, sang monster akan hidup kembali dalam sebuah siklus reinkarnasi yang seolah tak berujung. Inilah kesan pertama yang Anda dapatkan dari sosok SIN di Final Fantasy X. Walaupun Anda hanya melawannya dalam sebuah
scripted battle, SIN menjadi momok yang menakutkan. Bentuknya mungkin tampak tidak berbahaya, seperti ikan paus dengan empat sayap yang mengembang, namun jangan pernah meragukan kemampuan destruktif yang mampu ia hasilkan. Selain ukuran yang masif, SIN juga memiliki kemampuan pertahanan tiada banding. Ia tidak akan bisa diserang dengan segala macam senjata konvensional dan mampu menciptakan barrier setiap kali merasa terancam. Satu-satunya cara untuk membunuhnya? Dengan melakukan summon terhadap Final Aeon.
8. Dracolith (Castlevania: Lord of Shadows)
Naga kini bertransformasi menjadi hewan paling utama yang harus dikalahkan oleh gamer setiap kali memainkan sebuah game yang bertema Medieval. Selalu ada sensasi sebuah pertarungan yang epik setiap kali Anda menemukan monster ini dan berusaha untuk mengalahkannya. Namun seperti pertarungan Boss lainnya, ukuran Naga yang ditampilkan dalam video game juga kian membesar hingga batas yang tidak masuk akal. Salah satu contoh yang paling nyata adalah Dracolith dari Castlevania: Lord of Shadows. Naga legenda ini benar-benar besar, hingga sang karakter utama Anda, Belmont hanya seukuran satu ruas kecil di bagian ekor sang naga. Melawannya secara frontal? Hampir tidak mungkin. Satu-satunya cara adalah dengan menghancurkan kristal hijau yang tersimpan di seluruh tubuh Dracolith. Siapa yang bisa menghalangi sang karakter utama, jika naga seperti ini saja mampu dikalahkan.
7. Phalanx (Shadow of Colossus)
Apakah Anda pernah memainkan Shadow of Colossus sebelumnya? Game berkualitas tinggi yang lahir di masa kejayaan Playstation 2 ini memang kurang populer akibat kurangnya promosi yang dilakukan. Namun bagi yang sudah memainkannya, game ini sudah pasti meninggalkan kesan dan kualitas yang sulit untuk dilupakan. Untuk menghidupkan kembali wanita yang Anda cintai, Anda diharuskan untuk membunuh semua Colossus yang ada. Monster-monster ini hadir dalam varian bentuk yang indah, namun berbagi satu ciri yang sama, ukuran yang masif. Ukuran yang dapat membuat karakter Anda terbunuh dengan mudah. Dari semua Colossus yang ada, Phalanx – sang Colossus ketiga belas menjadi lawan yang terbesar dan terberat. Bentuknya yang menyerupai ular membuat Anda tidak mungkin begitu saja memanjatnya dan menyerang titik lemahnya. Phalanx benar-benar menghadirkan tantangan dan sensasi perperangan yang epik. Tidak percaya? Anda harus mencobanya sendiri.
6. The Savior (Devil May Cry 4)
Dalam sejarah Devil May Cry, Dante memang selalu bertemu dengan banyak monster dengan ukuran masif dan kebrutalan yang tak tertandingi. Selama ini, sang pedang dan dual-gun nya – Ibony & Ivory hampir dikatakan cukup efektif untuk menyelesaikan semau masalah. Namun kemunculan final boss bernama Savior di seri terakhir franchise hack and slash ini membuat eskalasi yang signifikan akan ukuran Boss yang biasa dihadapi oleh sang demon hunter. Walaupun ia berbentuk seperti malaikat, Savior sebenarnya iblis yang berencana untuk menghancurkan dunia. Kekuatan monster yang satu ini memang seolah tak terbatas, ia bahkan dapat menghancurkan surga atau neraka sekalipun. Perbandingan ukurannya dengan Dante benar-benar berbeda jauh, tidak lebih besar dari bola matanya. Namun seperti bisa, darah Sparda dalam tubuh Dante mampu memastikan makhluk ini tak berulah lagi.
5. MAWLR (Killzone 3)
Jika mecha selama ini didentikkan dengan bentuk humanoid menyerupai beragam anime mech populer yang sering kita saksikan, maka Killzone 3 datang dengan konsep yang jauh berbeda. Konsep Helgast, sang musuh utama, akan sebuah “robot penghancur” benar-benar cukup untuk membuat mereka memenangkan perang dimana pun. MAWLR (Mounted Artillery Walker/ Long Range) tidak hanya berukuran besar, tetapi memuat semua senjata yang dibutuhkan Helgast untuk membungihanguskan apapun. Ukurannya yang masif membuat karakter utama Anda tidak lebih tinggi daripada satu baut yang mengunci bagian di dalamnya. MAWLR berfungsi sebagai basis pertahanan dan serangan mobile yang sangat efektif.
4. Leviathan (Resistance 2)
Membunuh satu Chimera di seri FPS eksklusif Playstation 3 – Resistance saja sudah cukup menyusahkan. Bayangkan jika satu Chimera itu kini berukuran sama tingginya dengan gedung pencakar langit dan bergerak ke arah Anda. Hampir tidak merasakan peluru dan artileri ledakan yang Anda tembakan, Chimera ini seolah tak terkalahkan. Perkenalkanlah Leviathan dan alasan mengapa Anda harus lari ketika melihat sosoknya yang berukuran 300 kaki. Bagi nya Anda hanyalah seekor nyamuk kecil pengganggu yang harus dimusnahkan. Tak perlu senjata, tak perlu laser, tak perlu menggunakan media apapun selain brute force yang ia miliki. Bagaimana Anda dapat mengalahkannya? Anggap saja Anda sedang beruntung, atau developer dengan baik hati memberikan solusi nya kepada Anda dengan cukup mudah.
3. Cronos (God of Wars 3)
Apakah Anda termasuk gamer yang menyenangi cerita mitologi Yunani? Jika iya, maka Anda tentu mengenal siapa Cronos dan posisinya dalam mitologi. Sebagai salah satu Titan pertama yang hadir bersama Gaia, Crono merupakan ayah dari para dewa Olympus. Ketakutannya akan pengkhianatan membuat raksasa ini memakan semua anak yang dilahirkan Gaia, terkecuali Zeus yang saat itu berhasil disembunyikan. Zeus yang berhasil tumbuh dewasa akhirnya mampu mengalahkan Cronos dan mengurungnya di Tartarus. Dengan ukuran yang hampir sebesar dunia, Cronos merupakan musuh terbesar yang pernah dihadapi oleh seorang Kratos. Ukuran Kratos? Bahkan tidak sebesar kuku jari kelingking dari Cronos. Dari pertarungan yang ditampilkan, Kratos hanya mampu melukai Cronos dari luar tubuh dengan mencabut kukunya. Itupun dengan kekuatan maksimal yang bisa ia beritakan. Selama pertarungan, Cronos hanya perlu melawan Kratos dengan ujung jarinya. Ini benar-benar sebuah monster raksasa yang luar biasa.
2. Rift-worm (Gears of Wars 2)
Bayangkan jika cacing yang satu ini benar-benar ada di dunia nyata, maka saya yakin dunia sudah hancur sejak masa purbakala. Bagaimana tidak, insting binatang yang diikuti dengan ukurannya yang masif akan membuat struktur dunia menjadi kacau tidak karuan. Rift-Worm dari Gears of Wars 2 sebenarnya hanyalah “sebuah” cacing jinak yang hidup di planet Sera. Yang membuatnya berbeda? Ukuran dan panjangnya yang mencapai kurang lebih 16 km. Lewat kerja Rift-Worm lah, terowongan-terowongan raksasa yag digunakan para Locust untuk bergerak dan hidup tercipta. Bahkan Locust menganggap Rift-Worm sebagai bentuk dewa yang memberikan hidup bagi mereka. Sementara bagi Marcus Fenix, karakter utama Anda? Rift-worm termasuk salah satu monster yang harus Anda kalahkan. Organ dalam Rift-Worm merupakan salah satu level yang dihadirkan Epic Games di GOW 2, dimana Anda ditugaskan untuk menghancurkan 7 buah jantung yang terdapat di dalamnya.
This one hell of worm! Bahkan tidak sedikit kota manusia yang hancur tenggelam karena dilalui oleh cacing yang satu ini.
1. “Buddha” (Asura’s Wrath)
diperkenalkan, namun beberapa karakter antagonis tetap menjadi misteri. Game yang mengusung pertarungan cepat dan dramatisasi epik ini memang mudah menarik perhatian. Lihat saja Boss yang dihadirkan di sini. Dari 9 musuh yang kita bahas sebelumnya, kesemuanya memang berukuran sangat besar jika dibandingkan dengan karakter utama yang kita gunakan dan masih hidup dan berpijak pada tanah atau sebuah dunia. Untuk kasus Asura’s Wrath ini, Boss yang dihadirkan tampil jauh lebih besar. Lupakan tanah dan dunia, ia bahkan lebih besar dari bumi sendiri. Telapak tangannya saja sudah cukup untuk menutupi sebuah benua. Wow!
Dari ribuan game yang lahir di industri game, Boss berukuran raksasa seperti ini memang bukan lagi barang langka yang sulit untuk ditemukan. Memang sempat terbesit di pikiran akan beberapa nama seperti Mr. Smith – final boss di Matrix: Path of Neo, Deus di Xenogears, dan Monster-monster raksasa di Demon Soul dan Monster Hunter. Menilik dari ukuran dan pertarungan yang disajikan, saya lebih memilih 10 Boss di atas sebagai yang terbesar.Terlepas dari kemudahan battle yang mungkin diberikan oleh developer, ke-10 boss ini harus diakui menghadirkan pertarungan epik yang memanjakan mata. Pertarungan yang akan membuat Anda berteriak, “Kerennn!!”